Minggu, 24 Juli 2016

Hirarki, Numbering, QOS, dan Tarif | Sistem Telekomunikasi Kelas X SMK


Hirarki Jaringan Telepon
1.  Supaya jaringan rapih dan efisien maka dilakukan pengaturan hirarchi jaringan. Dalam hirarki ini dikenal istilah sentral lokal, sentral tingkat pertama (primary), sentral tingkat kedua (secondary), sentral tingkat ketiga (tertiary), dan sentral tingkat keempat (quartery untuk di Indonesia lebih dikenal dengan istilah sentral gerbang Internasional)
2. Sampai dengan sentral primary disebut primary area dan letaknya ada dalam satu kota. Sentral seconday bertugas sebagai penyambungan telepon hubungan antarkota. Sedangkan sentral tertiary menyambungkan hubungan antar-region dalam satu negara. Sedangkan sentral quartenary menyambungkan hubungan Internasional.

Hirarki Jaringan Telepon


Numbering
    Setiap pelanggan harus diidentifikasi (dinomorkan) secara unik di dunia ini yang bertujuan untuk mempermudah routing dan proses pembangunan panggilan serta lebih mempermudah pengecek apabila terjadi suatu kesalahan. Pola penomoran harus mengacu kepada hirarki sentral telepon. Pada gambar di bawah ini menggambarkan dengan sistematis pola penomoran ini dan sesuai dengan hirarkinya. Pola seperti ini diatur dalam buku fundamental plan yang disusun oleh ditjen Postel.

Numbering


- Pada sistem penomoran diatas terlihat adanya prefix dari suatu nomor. Misalkan 62-21-819-5282 menunjukkan 62 adalah prefix internasional Indonesia, 21 adalah prefix country di Jakarta, 819 menunjukkan sentral lokal di Jakarta dimana pelanggan berinduk.
- Jika ingin berhubungan dengan pelanggan sesama area (Jakarta) maka dial 7 nomor terakhir saja. Jika ingin keluar dari area, maka harus tekan prefix “0” baru 22 dan nomor lokalnya.
- Mengeai telepon selular, kecuali prefix internasional 62, maka pelanggan yang ada di Indonesia diberikan prefix 8xx+xxx-xxxx. Contoh untuk Satelindo diberikan nomor : +62 816 zzz xxx, untuk Telkomsel +62 812 zzz xxxx, XL +62 818 zzz xxxx, IM3 +62 856 zzz xxxx

Mutu Pelayanan QOS
 
     Pelanggan akan senang diyanani dengan baik. Untuk pelayanan itulah mereka akan membayar. Sebab itu, mutu pelayanan harus prima. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi adalah :
1. Keberhasilan sambung yang tinggi
2. Ketersediaan pelayanan 24 jam sehari
3. Delay sebelum diterima dial tone
4. Delay sesudah selesai
5. Delay sampai dapat ring call
6. Tersedianya service tone (busy tone, telephone out of order)
7. Kuitansi yang benar
8. Harga yang pantas
9. Tanggapan yang baik terhadap permintaan pelayanan
10.   Keramahan operator telekomunikasi sebagai pelayan
11. Waktu pasang baru yang singkat
12. Jasa-jasa tambahan atau kemudahan lainnya serta nilai tambah dari sistem telekomunikasi yang disediakan
13. Kehandalan sambungan (tidak putus-putus)
14. Kekerasan suara yang terdengar, terlalu lemah jelek terlalu keras menyakitkan telinga 14. Privacy pelanggan

Lalu Lintas / Trafik

- Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat yang lain secara random.
- Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut : 
1. Besar / banyaknya perpindahan object
2. Arah / destinasi perpindahan object
3. Waktu pemindahan
4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas

- Dalam lalu lintas telekomunikasi maka object nya adalah pembicaraan (informasi). Jika satu jalur sudah terpakai untuk mengalirkan satu pembicaraan, maka jalur itu tidak dapat digunakan untuk menyalurkan pembicaraan lain. Jika pembicaraan selesai barulah jalur tersebut dapat dipakai untuk yang lain.
- Dalam perancangan lalu lintas, banyaknya jalur harus dihitung dengan cermat supaya tidak kebanyakan atau kesedikitan.
- Volume lalu lintas ini akan menentukan ukuran sentral telepon. Intensitas lalu lintas berubah-ubah dari waktu ke waktu, hari ke hari, dan bulan ke bulan. Sebab itu dikenal jam sibuk, hari sibuk, dan bulan sibuk.

- Kesibukan ini berbeda untuk setiap tempat. Kesibukan di kota tentu jauh lebih tinggi dari kesibukan di desa. Sebab itu, untuk jumlah telepon yang sama maka kapasitas sentral yang dibutuhkan tidak sama.
- Untuk menggambarkan ukuran kesibukan digunakan istilah “Erlang”. Yang dimaksud dengan 1 Erlang adalah 1 jam waktu untuk berhubungan terjadi dalam selang waktu 1 jam.
-  Misalkan : Terdapat 40 sambungan perjam dilayani lewat suatu saluran. Masingmasing sambungan dengan rata-rata hubungan 3 menit. Maka jumlah waktu hubungan adalah 40/jam x 3/60jam = 2 jam/jam. Kita katakan bahwa volume trafik adalah 2 Erlang.
- Besaran yang dipakai untuk menyatakan besar lalu lintas telekomunikasi (A Erlang) adalah banyak dan lamanya pembicaraan, dengan persamaan berikut ini : A = C x T
Dimana : A = Besarnya lalu lintas (satuan Erlang) C = Banyak pembicaraan yang disalurkan dalam satu satuan waktu (jam) yang disebut juga dengan satuan call/jam T = Rata-rata lamanya pendudukan jalur oleh satu pemicaraan (Holding time dengan satuan jam)

Pentarifan

 Perhitungan biaya pemakaian dilakukan dengan sistem pulsa. Tiap-tiap pulsa diberikan satu harga. Dan pulsa-pulsa ini menggerakkan meter pelanggan. Di Indonesia harga tiap pulsa adalah Rp 150,- + ppn 10%. Dan tagihan dalam satu bulan adalah jumlah pulsa dikalikan Rp 150,- ditambah biaya belangganan (pakai atau tidak pakai bayar). Sebenernya biaya langganan ini adalah pembayaran biaya maintenance saluran (kabel lokal). Periode pulsa dapat ditentukan oleh : 1. Jarak antara 2 tempat 2. Waktu (sibuk atau sedang atau tidak sibuk) 3. Kesulitan pencapaiannya 4. Jenis pelayanannya (leased channel atau publik atau conversation or point to point) 5. Political issue (pembangunan daerah atau cross subsidi atau pancing demand) 6. Besarnya kapasitas yang dipakai oleh pelanggan 7. Lintas batas negara (karena tiap negara memiliki regulasi sendiri)

Contoh :
- Untuk sambungan lokal maka periode satu pulsa adalah 3 menit
- Untuk hubungan yang lebih dari 30 Km maka satu pulsa adalah 2 menit
- Pada jam sibuk maka periode pulsa tersebut dipercepat 20-50%
- Untuk hubungan Jakarta - Bandung dibawah 200 Km maka periode pulsa adalah 5 detik
- Sedangkan untuk jarak diatas 200 Km dan dibawah 800 Km maka periode pulsa adalah 4 detik
- Sedangkan diatas 800 Km periode pulsa adalah 3 detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar